Jumat, 31 Maret 2017

Pelajaran IPA


IPA A.C.

Adakah sahabat yang masih mengingat masa-masa sekolah sd dulu? Masa dimana siaran tv hanya TVRI, dengan film Unyil yang paling kita tunggu setiap minggu pagi.

Masa dimana uang jajan seratus rupiah sehari, itu sudah bisa beli model dan es, karena masing-masing hanya sehargaa lima puluh rupiah! Saudara ingat kan?

Ada satu momen yang saya ingat saat kelas 1 sd. Waktu itu teman saya bilang bahwa yang termasuk mahluk hidup hanya manusia dan hewan. Tentu saya bantah dia dengan mengatakan tumbuhan juga mahluk hidup.

Eh, dia tetap gak percaya. Katanya tumbuhan gak pernah ngomong tuh, lagipula mana mukanya, tangannya, kakinya? Hehehe namanya juga perdebatan anak kecil.

Akhirnya kebetulan pas bu guru kami menerangkan pelajaran IPA, bahwa tumbuhan juga mahluk hidup. Karena ciri mahluk hidup secara umum adalah bertumbuh, berkembang biak, dan beradaptasi dengan lingkungan. Yes, saya menang.

Lihatlah sekali lagi, ciri mahluk hidup adalah bertumbuh. Iya, tumbuh, dari hari ke hari, dari tahun ke tahun. Sudahkah kita memiliki sifat ini?

Sudahkah akhlak kita bertumbuh semakin lebih mulia? Sudahkah pribadi kita bertumbuh semakin lebih produktif? Sudahkah ibadah harian kita bertumbuh semakin lebih dekat mencontoh Rasulullah? Sudahkah kita bertumbuh?

Atau jangan-jangan hidup kita statis. Perilaku kita begini-begini saja. Ibadah harian kita tidak ada penambahan. Kalau sudah begini ceritanya, masih pantaskah kita disebut mahluk hidup?

Happy zao an

Kata Menunjukkan Kita

Arafat

Kita menyimpan jutaan kosakata dalam pikiran kita, setiap kali berbicara maka pikiran akan menyeleksi kata yang paling sesuai dengan kepribadian kita, kemudian kata yang terpilih itulah yang akhirnya terucap.

Jadi bukan satu kebetulan kita berbicara dengan kata-kata yang keluar dari lisan kita, melainkan memang menunjukkan siapa kita.

Coba lihat kata-kata yang diucapkan oleh Nabi Musa saat menegur Firaun dalam surat An-Naziaat 18, betul-betul menunjukkan kelas seorang Nabi.

هَلْ لَكَ إِلَى أَنْ تَزَكَّى ؟

"Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri?"

Kalimat tersebut yang diucapkan Nabi Musa untuk menggantikan ucapan "Bertaubatlah kamu!" tetapi Nabi Musa lebih memilih kata 'membersihkan diri' karena begitulah, kepribadian Beliau adalah seorang Nabi yang bersih hatinya. Jadi kata memang menunjukkan siapa kita.

Masih mau contoh satu lagi? Berikutnya adalah kata-kata Nabi Yusuf saat dipenjara dalam surat Yusuf 33,

السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ

"Penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku"

Mengapa Nabi Yusuf tidak mengucapkan 'berzina' tetapi dipilihnya kalimat yang tersirat seperti itu. Apalagi alasannya kalau bukan menunjukkan kepribadian Beliau yang santun.

Jadi, tunggu apalagi. Mulai hari ini pilihlah kata-kata apa yang akan kita ucapkan. Karena kata menunjukkan kita.

Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!